Keranjang Anda kosong!
MEMAHAMI MUSIBAH LEBIH BAIK DARIPADA NIKMAT (Kilas Balik Tragedi Banjir 2022 di Kita Serang)
Oleh: Endang Yusro
“Ingatlah bahwa sebuah musibah yang membawamu makin dekat kepada Allah itu lebih baik dari pada nikmat yang membuatmu makin menjauh dari Allah.” (Bilal Philips)
Mengawali tulisan ringan mengisi malam Rabu (Selasa, 8 Maret 2022) ini adalah kutipan seorang Rektor Universitas Terbuka Internasional, Kanada, Bilal Philips sebagaimana tertulis di atas.
Kutipan tersebut menginspirasi penulis terhadap tragedi di Kota Serang, Provinsi Banten yang terjadi pada tanggal 1 Maret, yang kemudian tanggal tersebut oleh Pemerintah era Presiden Jokowi dijadikan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang merujuk pada Serangan Umum 1 Maret 1949.
Sebagai tambahan informasi bahwa tanggal tersebut juga menjadi tanggal bersejarah bagi penulis.
Tanggal yang menjadi saksi penulis melihat dunia yang diawali dengan tangis.
Pujangga mengatakan tangisan setiap bayi yang lahir sebagai gambaran jiwa yang belum siap menerima “kejamnya dunia” yang akan dilaluinya.
Wahai jiwa yang gelisah! Sesungguhnya tidak ada kejadian di bumi ini melainkan atas seizin Allah SWT. Sehelai daun yang jatuh ke tanah saja berada dalam genggaman Kuasa-Nya, apalagi bencana alam sedahsyat banjir dan gempa.
Berbagai bencana alam seperti banjir, gunung meletus, gempa terjadi hampir bersamaan di negeri ini, terutama di penghujung dan menyambut awal tahun.
Dalam pandangan Islam, setiap bencana yang terjadi baik murni dari alam atau karena ulah manusia, semua sudah menjadi qadha-Nya.
Musibah yang menimpa itu pada dasarnya untuk memberikan peringatan kepada manusia agar manusia kembali pada kesadaran akan ke Maha Kuasa-an Allah SWT, Pencipta Alam Semesta.
Manusia benar-benar berasal kecil sekali di hadapan Sang Maha Kuasa. Untuk itu mari kita terus memanjatkan doa agar negeri ini terhindar dari musibah baik dari alam atau kejahatan manusia itu sendiri.
Bencana yang datang akhir-akhir ini semoga bisa menjadi nasihat bagi kita agar selalu bisa selaras dengan alam. Musibah adalah cara Allah agar dekat dengan Hamba-Nya.
Dengan bencana seorang hamba akan meminta pertolongan kepada Dzat Yang Maha Pembuat Bencana. Seakan Allah SWT., mengatakan, “Aku rindu rintihan keluh-kesah dan puji-pujian hamba-Ku.”
Mengakhiri tulisan singkat ini, penulis mengajak pembaca untuk berbesar hati atas musibah yang menimpa kita dan saudara-saudarq kita, bahwa sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian.
Ketika Allah mencintai seseorang, maka Dia akan mengujinya, sebagaimana Imam Tirmidzi meriwayatkan. _lWallahu a’lam bish-shaw



Top Views
- Membedah Terminologi Murid, Siswa, dan Peserta Didik (3,466)
- Kapitalisme Menjerat Kurikulum Pendidikan Kita (2,510)
- Masalah SDM masih menjadi Isu Strategis Banten di Tahun 2024 (323)
- Lebih baik salah mencintai dari pada salah membenci (320)
- Perekonomian Indonesia (Studi Pembangunan Ekonomi Indonesia) (271)


Berita Terbaru
Kategori
Paling Populer
- Membedah Terminologi Murid, Siswa, dan Peserta Didik (3,466)
- Kapitalisme Menjerat Kurikulum Pendidikan Kita (2,510)
- Masalah SDM masih menjadi Isu Strategis Banten di Tahun 2024 (323)
- Lebih baik salah mencintai dari pada salah membenci (320)
- Perekonomian Indonesia (Studi Pembangunan Ekonomi Indonesia) (271)
- Dinamika Politik, Media dan Masyarakat (270)
- Webinar Series #1 : Public Speaking for Beginner (266)
- Digital Marketing (260)
- Manajemen Kinerja (251)
- ETIKA BISNIS (247)








Tinggalkan Balasan